ruang portal – Lembaga Survei Poltracking Indonesia dengan tegas menyatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan survei mengenai pasangan calon pada Pilkada 2024 di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Oleh karena itu, hasil survei yang beredar di masyarakat dinyatakan sebagai hoaks.
“Kami tidak pernah melakukan survei, apalagi merilis hasil survei terkait pasangan calon pada Pilkada Karawang untuk periode survei 1-7 September 2024,” ungkap Direktur Komunikasi Poltracking Indonesia, Muhammad Aditya Pradana, saat dihubungi dari Karawang pada hari Minggu.
Ia menegaskan bahwa informasi mengenai survei tersebut adalah hoaks, karena pihaknya sama sekali tidak melakukan survei terkait pasangan calon bupati dan wakil bupati di Pilkada 2024 di Karawang.
Meskipun demikian, Aditya mengakui bahwa mereka pernah melakukan survei terkait Pilkada di Karawang, namun survei tersebut dilaksanakan pada Mei 2024 dan tidak mencakup simulasi pasangan calon.
Aditya sangat menyayangkan tindakan pihak-pihak tertentu yang mencatut nama lembaga Poltracking Indonesia. Ia menegaskan bahwa mereka akan mengambil langkah tegas terhadap pencatutan nama lembaganya.
“Belum terpilih saja sudah berbohong, bagaimana jika terpilih. Ini adalah hoaks yang jelas merupakan penggiringan opini publik. Kami merasa sangat dirugikan, dan akan mengambil tindakan tegas, terutama jika ada pasangan calon yang terbukti terlibat,” tegasnya.
Sementara itu, sebelumnya beredar informasi di berbagai media sosial, termasuk grup WhatsApp, mengenai hasil survei yang mengatasnamakan Poltracking Indonesia terkait Pilkada 2024 di Karawang.
Dalam informasi yang mencatut nama lembaga survei Poltracking Indonesia tersebut, disebutkan bahwa pasangan Acep Jamhuri-Gina Fadlia Swara unggul dalam Pilkada Karawang.
Hasil survei yang diklaim dilakukan pada 1-7 September 2024 itu menunjukkan bahwa pasangan Acep Jamhuri-Gina Swara meraih 56,9 persen, sementara pasangan calon bupati dan wakil bupati Karawang Aep Syaepuloh-Maslani memperoleh 34,3 persen. Sedangkan yang tidak tahu atau tidak menjawab mencapai 10,8 persen.
Poltracking Indonesia melalui Muhammad Aditya Pradana menegaskan bahwa kabar tersebut adalah kabar bohong dan hoaks.
Dengan tegas, Poltracking Indonesia menyatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan dan merilis survei terkait pasangan calon pada Pilkada Karawang untuk periode survei 1-7 September 2024.
SS